Selasa, 22 Oktober 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

-BOB TAlbert-

 

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Menurut saya, kaitan kutipan diatas dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini adalah berkaitan dengan dilema etika, dimana seorang guru kadang dihadapkan pada suatu dilema dalam pembelajaran yaitu antara menuntaskan materi yang dibebankan dalam kurikulum ataukah membuat siswa memahami materi dengan baik serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata namun dengan mengorbankan materi pembelajaran yang tidak tuntas diberikan.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai yang saya pegang teguh diantaranya adalah bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Hal tersebut diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman, dan damai bagi setiap murid tanpa adanya perselisihan.

Bagaimana anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran keputusan yang saya ambil akan sangat berdampak bagi peserta didik. Maka saya akan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Saya melaksanakan pembelajaran sosial emosional untuk melatih tanggung jawab peserta didik dalam mengambil keputusan. Selain itu pembelajaran yang bermakna dan yang membentuk karakter peserta didik juga diutamakan.

Bagaimana filosofi ki hadjar dewantara dengan pratap triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin

Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktek baik kepada murid dan setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi pratap triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi pratap triloka tut wuri handayani.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap guru pasti memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai inilah yang membantunya mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai ini juga akan membantunya untuk membuat keputusan yang tepat, benar, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai positif tersebut antara lain: mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan pegangan bagi guru ketika dihadapkan pada kasus yang mengandung dilema etika (benar vs benar) ataupun bujukan moral (benar vs salah) yang menuntut kita untuk membuat keputusan yang benar.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘Coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sedang dihadapi seseorang. Dengan langkah coaching dengan alur TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sedang dihadapi dan mencari solusi secara sistematis. Konsep coaching dengan alur TIRTA sangat ideal jika dikombinasikan dengan Sembilan Langkah Konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, khususnya masalah dilema etika?

Sebagai seorang guru, kita harus memiliki kemampuan mengendalikan diri yang baik terutama dalam mengelola aspek social emosional. Mengapa demikian, Karena hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusannya. Untuk menjaga kestabilan social emosionalnya maka guru juga perlu melakukan Latihan Kesadaran penuh dengan menggunakan Langkah-langkah yang sudah dibahas di modul sebelumnya.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik harus bisa mengetahui persoalan yang dihadapi dan juga bisa membedakan apakah permasalahan yang dihadapi merupakan bujukan moral atau dilema etika. Selain itu, pendidik harus bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai yang dianut yaitu nilai mandiri, nilai reflektif, nilai kolaboratif, nilai inovatif, dan berpihak pada murid. Kehadiran kelima nilai ini dalam diri pendidik digunakan sebagai bahan evaluasi dalam mengambil sebuah keputusan. Kita juga harus bisa mengidentifikasi masalah sebelum mengambil keputusan dengan cara harus menilainya dengan lebih bijaksana sehingga keputusan yang kita ambil tepat.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Untuk mencapai semua itu diperlukan adanya perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten. Dengan demikian pengambilan keputusan yang tepat yaitu dengan membuat visi yang berdampak pada perkembangan murid. Sebagai pemimpin pembelajaran menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid. Dalam mewujudkan budaya positif ini pendidik memegang peranan sentral. Pendidik perlu mengambil keputusan yang tepat untuk mewujudkan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun di sekolah. Keputusan yang diambil untuk membangun budaya positif di sekolah dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu pembentukan budaya positif kelas. Hal ini dapat membantu proses pembelajaran lebih mudah dan tidak mengekang. Dengan demikian akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan bagi murid.

 

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan Keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah menghadapi situasi yang menuntut kita untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, apakah situasi dilema etika ataupun bujukan moral. Tentu saja ada kesulitan yang dihadapi pada saat mengambil suatu keputusan misalnya rasa khawatir akan keputusan yang diambil apakah sudah tepat atau belum, maupun rasa khawatir sudah adilkah Keputusan yang diambil. Rasa ragu akan penyesalan juga dirasakan ketika keputusan sudah diambil. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk bisa mengidentifikasi pengujian paradigma benar lawan benar, terdapat empat paradigma yang bis akita gunakan:

A. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

B. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

C. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

D. Jangka pendek lawan jangka panjang (shorterm vs longterm)

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sebagai pendidik sudah tepat bagi kita mengambil keputusan yang memberikan kemerdekaan terhadap belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid kita. Pengambilan keputusan menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah. Terlebih lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Jika keputusan yang kita ambil berpihak pada murid tentu saja secara tidak langsung telah memerdekakan murid-murid kita. Namun tetap berpegang pada prinsip, paradigma, dan langkah pengambilan Keputusan.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai pemimpin pembelajaran keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang tepat yaitu keputusan yang menuntun segala kodrat pada murid, murid diberi kebebasan untuk berinovasi dan berkreatifitas. Dalam menuntun, seorang pendidik memberikan tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya sehingga di masa depan akan terbentuk murid yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif dalam mewujudkan merdeka belajar dan profil Pancasila.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan terdapat 3 pratap triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani yang artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.

Nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid harus tertanam dalam diri dan menjiwai nilai-nilai tersebut oleh seorang pendidik terlebih dalam mengambil sebuah Keputusan.

Coaching menjadi salah satu proses menuntun kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah agar murid dapat mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya.

Pengambilan keputusan yang tepat yaitu dengan membuat visi yang berdampak pada perkembangan murid. Sebagai pemimpin pembelajaran menjadi inisator dalam mewujudkan budaya positif di sekolah. Dalam mewujudkan budaya positif ini pendidik memegang peranan sentral.

Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari dimodul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan?

Yang saya pahami dari konsep-konsep modul ini adalah

Ada 4 Paradigma Pengambilan Keputusan

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (shorterm vs longterm)

Ada 3 Prinsip Mengambil Keputusan

  • Berpikir berbasis akhir (end-based thinking)
  • Berpikir berbasis aturan (rule-based thinking)
  • Berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking)

Ada 9 Tahapan Pengambilan dan Pengujian Keputusan

  • Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
  • Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
  • Pengujian paradigma benar atau salah
  • Prinsip pengambilan keputusan
  • Investigasi tri lema
  • Buat keputusan
  • Meninjau kembali keputusan dan refleksikan

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip, dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Selama ini saya berpikir terlalu cepat dan reaktif sehingga keputusan yang saya ambil perlu ditinjau kembali agar tidak merugikan banyak orang.

Sebelum mempelajari modul ini pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika, namun tidak mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain. Tidak melakukan uji benar vs benar. Dalam modul ini saya belajar langkah-langkah pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat karena ada 5 uji benar vs benar.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Saya sangat bersyukur atas apa yang sudah saya temui pada modul 3.1 ini. Banyak ilmu yang saya terima dan InsyaAllah akan sangat bermanfaat untuk saya. Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan masyarakat (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan jangka pendek lawan jangka panjang (shorterm vs longterm). Serta konsep pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya lebih yakin dengan apa yang sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan. Saya berencana akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi yang saya ikuti. Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada murid.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?

Bagi saya materi pada modul 3.1 sangat penting dan bermakna. Di lingkungan sekolah guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan yang akan dikeluarkan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Guru harus memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk dapat mewujudkan semua. Keputusan yang bernilai kebajikan dan mampu mengimplementasikan 9 langkah pengambilan keputusan, sesuai 4 paradigma 3 prinsip penyelesaian dilema serta tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji Publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule.

Terima kasih

 

Share:

2 komentar:

  1. Terimakasih, menambah pembendaharaan ilmu apalagi pada paradigma pengambil keputusan

    BalasHapus

#VLOG PEMBATIK LEVEL 4 "INOVASI PEMBELAJARAN DIGITAL SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA”

Bismillahirrohmanirrohim  Assalamualaikum wr wb Sahabat guru hebat Teknologi tidak hanya mempermudah penyampaian materi, tetapi juga membuka...

Pengunjung

Flag Counter

Daftar Postingan

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Labels