“Mengajarkan anak menghitung itu
baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but
teaching them what counts is best).
-BOB TAlbert-
Dari kutipan di atas, apa kaitannya
dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Menurut saya, kaitan kutipan diatas
dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini adalah berkaitan
dengan dilema etika, dimana seorang guru kadang dihadapkan pada suatu dilema
dalam pembelajaran yaitu antara menuntaskan materi yang dibebankan dalam
kurikulum ataukah membuat siswa memahami materi dengan baik serta dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata namun dengan mengorbankan materi
pembelajaran yang tidak tuntas diberikan.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip
yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada
lingkungan kita?
Nilai-nilai yang saya pegang teguh diantaranya adalah bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Hal tersebut diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman, dan damai bagi setiap murid tanpa adanya perselisihan.
Bagaimana anda sebagai seorang
pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam
pengambilan keputusan anda?
Sebagai pemimpin pembelajaran keputusan yang saya ambil akan sangat berdampak bagi peserta didik. Maka saya akan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Saya melaksanakan pembelajaran sosial emosional untuk melatih tanggung jawab peserta didik dalam mengambil keputusan. Selain itu pembelajaran yang bermakna dan yang membentuk karakter peserta didik juga diutamakan.
Bagaimana filosofi ki hadjar
dewantara dengan pratap triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktek baik kepada murid dan setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi pratap triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi pratap triloka tut wuri handayani.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam
dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan suatu keputusan?
Setiap guru pasti memiliki
nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai inilah yang
membantunya mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai ini juga
akan membantunya untuk membuat keputusan yang tepat, benar, dan bertanggung
jawab. Nilai-nilai positif tersebut antara lain: mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut
merupakan pegangan bagi guru ketika dihadapkan pada kasus yang mengandung
dilema etika (benar vs benar) ataupun bujukan moral (benar vs salah) yang
menuntut kita untuk membuat keputusan yang benar.
Bagaimana materi pengambilan
keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘Coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama
dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? apakah pengambilan
keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri
kita atas pengambilan keputusan tersebut? hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching merupakan keterampilan yang
sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sedang dihadapi seseorang.
Dengan langkah coaching dengan alur TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah
apa yang sedang dihadapi dan mencari solusi secara sistematis. Konsep coaching
dengan alur TIRTA sangat ideal jika dikombinasikan dengan Sembilan Langkah
Konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan
yang kita ambil.
Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya akan berpengaruh terhadap
pengambilan suatu keputusan, khususnya masalah dilema etika?
Sebagai seorang guru, kita harus
memiliki kemampuan mengendalikan diri yang baik terutama dalam mengelola aspek
social emosional. Mengapa demikian, Karena hal ini akan mempengaruhi
pengambilan keputusannya. Untuk menjaga kestabilan social emosionalnya maka
guru juga perlu melakukan Latihan Kesadaran penuh dengan menggunakan
Langkah-langkah yang sudah dibahas di modul sebelumnya.
Bagaimana pembahasan studi kasus
yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut
seorang pendidik?
Seorang pendidik harus bisa
mengetahui persoalan yang dihadapi dan juga bisa membedakan apakah permasalahan
yang dihadapi merupakan bujukan moral atau dilema etika. Selain itu, pendidik
harus bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai yang dianut yaitu nilai mandiri,
nilai reflektif, nilai kolaboratif, nilai inovatif, dan berpihak pada murid.
Kehadiran kelima nilai ini dalam diri pendidik digunakan sebagai bahan evaluasi
dalam mengambil sebuah keputusan. Kita juga harus bisa mengidentifikasi masalah
sebelum mengambil keputusan dengan cara harus menilainya dengan lebih bijaksana
sehingga keputusan yang kita ambil tepat.
Bagaimana pengambilan keputusan yang
tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman, dan nyaman?
Pengambilan keputusan yang tepat
tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman,
dan nyaman. Untuk mencapai semua itu diperlukan adanya perubahan yang mendasar
dan upaya yang konsisten. Dengan demikian pengambilan keputusan yang tepat
yaitu dengan membuat visi yang berdampak pada perkembangan murid. Sebagai
pemimpin pembelajaran menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya positif di
sekolah yang berpihak pada murid. Dalam mewujudkan budaya positif ini pendidik
memegang peranan sentral. Pendidik perlu mengambil keputusan yang tepat untuk
mewujudkan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun di sekolah. Keputusan
yang diambil untuk membangun budaya positif di sekolah dengan menyusun
kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu pembentukan
budaya positif kelas. Hal ini dapat membantu proses pembelajaran lebih mudah
dan tidak mengekang. Dengan demikian akan tercipta lingkungan yang positif,
kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan bagi murid.
Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan Keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Dalam kehidupan sehari-hari kita
pasti pernah menghadapi situasi yang menuntut kita untuk mengambil suatu
keputusan yang tepat, apakah situasi dilema etika ataupun bujukan moral. Tentu
saja ada kesulitan yang dihadapi pada saat mengambil suatu keputusan misalnya
rasa khawatir akan keputusan yang diambil apakah sudah tepat atau belum, maupun
rasa khawatir sudah adilkah Keputusan yang diambil. Rasa ragu akan penyesalan
juga dirasakan ketika keputusan sudah diambil. Oleh karena itu sangat penting
bagi kita untuk bisa mengidentifikasi pengujian paradigma benar lawan benar,
terdapat empat paradigma yang bis akita gunakan:
A. Individu lawan masyarakat
(individual vs community)
B. Rasa keadilan lawan rasa kasihan
(justice vs mercy)
C. Kebenaran lawan kesetiaan (truth
vs loyalty)
D. Jangka pendek lawan jangka
panjang (shorterm vs longterm)
Apakah pengaruh pengambilan
keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekan murid-murid
kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid
kita yang berbeda-beda?
Sebagai pendidik sudah tepat bagi
kita mengambil keputusan yang memberikan kemerdekaan terhadap belajar murid
dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengajaran
yang memerdekakan murid kita. Pengambilan keputusan menjadi proses yang sangat
penting dilakukan di sekolah. Terlebih lingkungan yang positif, kondusif, aman,
dan nyaman. Jika keputusan yang kita ambil berpihak pada murid tentu saja
secara tidak langsung telah memerdekakan murid-murid kita. Namun tetap
berpegang pada prinsip, paradigma, dan langkah pengambilan Keputusan.
Bagaimana seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa
depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran
keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang tepat yaitu keputusan yang
menuntun segala kodrat pada murid, murid diberi kebebasan untuk berinovasi dan
berkreatifitas. Dalam menuntun, seorang pendidik memberikan tuntunan dan arahan
agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya sehingga di masa
depan akan terbentuk murid yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif dalam mewujudkan merdeka belajar dan profil Pancasila.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat
Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan
terdapat 3 pratap triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun
Karso, Tut Wuri Handayani yang artinya di depan memberi teladan, di tengah
memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.
Nilai mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid harus tertanam dalam diri dan
menjiwai nilai-nilai tersebut oleh seorang pendidik terlebih dalam mengambil
sebuah Keputusan.
Coaching menjadi salah satu proses
menuntun kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching
menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah agar murid dapat
mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan
potensinya.
Pengambilan keputusan yang tepat
yaitu dengan membuat visi yang berdampak pada perkembangan murid. Sebagai
pemimpin pembelajaran menjadi inisator dalam mewujudkan budaya positif di
sekolah. Dalam mewujudkan budaya positif ini pendidik memegang peranan sentral.
Sejauh mana pemahaman anda tentang
konsep-konsep yang telah anda pelajari dimodul ini, yaitu: dilema etika dan
bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan
keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal
yang menurut anda di luar dugaan?
Yang saya pahami dari konsep-konsep
modul ini adalah
Ada 4 Paradigma Pengambilan
Keputusan
- Individu lawan masyarakat (individual vs
community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice
vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang
(shorterm vs longterm)
Ada 3 Prinsip Mengambil Keputusan
- Berpikir berbasis akhir (end-based
thinking)
- Berpikir berbasis aturan (rule-based
thinking)
- Berpikir berbasis rasa peduli (care-based
thinking)
Ada 9 Tahapan Pengambilan dan
Pengujian Keputusan
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang
saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
dalam situasi ini
- Pengujian benar atau salah (uji legal, uji
regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
- Pengujian paradigma benar atau salah
- Prinsip pengambilan keputusan
- Investigasi tri lema
- Buat keputusan
- Meninjau kembali keputusan dan refleksikan
Hal-hal yang menurut saya diluar
dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan
sesuai pemikiran saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip, dan melakukan
9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Selama ini saya berpikir terlalu
cepat dan reaktif sehingga keputusan yang saya ambil perlu ditinjau kembali
agar tidak merugikan banyak orang.
Sebelum mempelajari modul ini
pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi
moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di
modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya
pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika, namun tidak mengikuti 9
langkah pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari
dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain.
Tidak melakukan uji benar vs benar. Dalam modul ini saya belajar
langkah-langkah pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat karena ada 5 uji
benar vs benar.
Bagaimana dampak mempelajari konsep
ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil
keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Saya sangat bersyukur atas apa yang
sudah saya temui pada modul 3.1 ini. Banyak ilmu yang saya terima dan
InsyaAllah akan sangat bermanfaat untuk saya. Konsep yang saya pelajari
memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul
ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja.
Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilema etika yaitu:
individu lawan masyarakat (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa
kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan
jangka pendek lawan jangka panjang (shorterm vs longterm). Serta konsep
pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya lebih yakin dengan apa yang
sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan. Saya berencana akan
mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin
pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan
komunitas praktisi yang saya ikuti. Saya berharap pengambilan keputusan yang
saya lakukan akan selalu berpihak pada murid.
Seberapa penting mempelajari topik
modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?
Bagi saya materi pada modul 3.1
sangat penting dan bermakna. Di lingkungan sekolah guru sebagai pemimpin
pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan yang akan dikeluarkan
menghasilkan kebijakan-kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk
mewujudkan Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Guru harus memiliki
keterampilan pengambilan keputusan untuk dapat mewujudkan semua. Keputusan yang
bernilai kebajikan dan mampu mengimplementasikan 9 langkah pengambilan
keputusan, sesuai 4 paradigma 3 prinsip penyelesaian dilema serta tiga uji yang
sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan
dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji Publikasi,
sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based
Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan
dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini
berhubungan dengan golden rule.
Terima kasih
Terimakasih, menambah pembendaharaan ilmu apalagi pada paradigma pengambil keputusan
BalasHapusKeren, nambah lagi referensi
BalasHapus